Friday, January 29, 2016

Mewabahnya kembali penyakit flu burung



Mewabahnya kembali penyakit flu burung pada unggas yang terjadi sejak awal bulan ini, telah membuat para pedagang berbagai jenis unggas di Pasar Hewan Kabupaten SUMEDANG, menjerit. Pasalnya, kondisi itu telah membuat omset dan harga jual unggas mereka merosot tajam.

''Sekarang pembeli sepi karena mereka takut unggas-unggas di sini terserang flu burung,'' ujar salah seorang pedagang ayam di Pasar Situraja, mang udin

Untuk menarik minat pembeli, mang udin mengaku rela menurunkan harga jual ayamnya. Seperti ayam kampung yang semula dijual seharga Rp 50 ribu per ekor, kini hanya dijual dengan harga Rp 30 ribu per ekor.

''Ya sebenarnya rugi sih, tapi lebih baik dari pada tidak laku sama sekali,'' tutur mang udin.

Hal senada diungkapkan seorang penjual bebek, Kasim. Dia mengatakan, sejak pemberitaan mengenai bebek yang terserang virus flu burung, omset penjualannya menurun hingga 50 persen.

Tak hanya pedagang unggas hidup, keluhan senada juga diungkapkan sejumlah pedagang ayam potong di Pasar Situraja. Mereka pun mengeluhkan turunnya omset penjualan akibat berkurangnya jumlah pembeli.

''Omset turun hingga 25 persen,'' kata seorang pedagang ayam potong, Hj Agus.

Agus mengungkapkan, para pembeli khawatir jika ayam potong yang dijualnya terserang flu burung. Karenanya, tak sedikit di antara para pembeli yang menanyakan padanya terlebih dulu mengenai kesehatan ayam potong yang dijualnya.

Seperti diberitakan, ribuan itik ayam potong milik beberapa orang peternak di Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, ditemukan mati mendadak pada awal bulan 2016. Dari total 2.600 ekor itik yang dimiliki para peternak itu, jumlah itik yang mati mencapai 1.100 ekor bahkan ada yg tidak menyisakan se ekorpun.

''Berdasarkan hasil rapid test dan pemeriksaan laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner, itik-itik yang mati itu positif flu burung,'' terang Kepala Seksi Pemeriksa Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sumedang.

Kabandungan ONLINE bersama pihak  PKH langsung melakukan proses desinfeksi di sekitar lokasi kejadian. Selain itu, melakukan biosecurity dan memberi vitamin pada itik-itik yang masih sehat agar tidak itik tertular.

''Kami juga sudah meminta kepada pemilik-pemilik itik itu untuk tidak mengeluarkan itik dari kandangnya supaya tidak menyebar,'' tegas salah satu petugas PKH.

Selain pada itik, kematian mendadak juga terjadi pada ayam. Kejadian terakhir menimpa ayam milik seorang warga di Pajagan, Kecamatan Cisitu, kabupaten Sumedang.

Dari hasil pemeriksaan, lima ekor ayam milik Mustain positif terserang flu burung. Karenanya, petugas pun langsung melakukan desinfeksi dan membakar bangkai ayam yang mati. Sedangkan sisa ayam yang masih hidup, diisolasi.

Berdasarkan data di Puskeswan Kabupaten Sumedang, kematian unggas jenis ayam akibat flu burung telah terjadi di sejumlah daerah lainnya di Kabupaten Sumedang, sepanjang tahun ini.  

 Red : Q zrenk

2 comments:

Unknown said...

Kepada pihak terkait agar segera melakukan tindakan secara menyeluruh terkait banyak laporan dari masyarakat di wilayah kabupaten sumedang,jangan hanya terfokus pada titik-titik yang terjangkit wabah virus H5N1 saja tetapi yang belum terjangkit juga semestinya harus diberikan dis infektan dengan tujuan untuk mencegah segala kemungkinan dari penyebaran virus itu sendiri.dikarenakan kita ketahui bersama bahwa jenis virus ini sangat mematikan.

kabandungan online said...

iya'' kami dari warta kabandungan online ,sangat setuju saran dari aries sugiana. trims

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes