Hujan " lagi-lagi perjalanan kami berhenti di tengah jalan karena hujan mulai turun.
Awan mendung menghitam menyerupai waktu udah sore padahal hari masih pagi menjelang siang.
Meski cuaca tak bersahabat namun tidak mengurungkan niat kami untuk ziarah ke makam eyang jaya kerti . Karena sudah dari hari sebelumnya kami warta kabandungan online merencanakannya.
" akhirnya sampai juga di tujuan " pak aris berkata sambil membuka helmnya....
Desa cipelang dusun wisnu sawah belendung. Di tanah inilah konon eyang jaya kerti dan nyi rambut kasih di kebumikan.
Dikelilingi penghijauan yang masih alamiah dan pesawahan yang begitu meluasnya tempat ini yg membuat terlihat indah.
Tempat yang misteri bagi pra sejarah yang belum terungkap akan peninggalan dan perjuangannya.
Tidak begitu jauh dari makam keramat ini ada juga makam pemakaman umum desa setempat dan sebelumnya untuk menyinggahi tempat ini harus menyebrangi sungai cipelang dan sudah di pasilitasi sasak gantung untuk transportasi tersebut namun hanya bisa di lakukan oleh roda dua .dari jalan raya ke lokasi tersebut cukup jauh untuk di tapaki oleh jalan kaki sekitar 500m
disekeliling pemakaman tampak pepohonan jenis jati yang mungkin usianya sudah puluhan tahun,dan konon katanya ada yang sampai ratusan tahun.setelah kami melewati pemakaman umum,tibalah kami pada tempat yang dimaksud.dimana ada bangunan kecil tempat makom keramat eyang jaya kreti dan nyi rambut kasih disemayamkan.kami pun ditemani oleh juru kunci,pak warya namanya,usianya sudah 74 tahun,namun beliau tampak tetap sehat.terlihat ketika melakukan perjalanan bersama kami, beliau terlihat semangat menemani kami.
Jalan menuju lokasi saat itu memang sedikit menyulitkan bagi langkah kaki kami menapaki tanah,dikarenakan memang saat itu keadaan tanah penuh dengan lumpur,akibat luapan air sungai cipelang sewaktu semalaman diguyur hujan lebat.jalan yang kami lalui terasa licin dan becek,namun tidak menyurutkan langkah kami.setelah tim kabandungan online tiba dilokasi makam eyang jaya kerti,kami langsung mengambil wudlu,kebetulan di dekat lokasi sudah ada sumurnya...walaupun harus dengan cara menimba air,tapi kami selalu menciptakan suasana kebersamaan dan saling membantu.setelah kami semua mengambil wudlu,kami pun langsung bergegas masuk ke dalam ruangan tempat makam eyang jaya kerti.sang juru kunci pun langsung menuliskan data dari masing-masing.kami pun satu persatu memberikan data nama dan alamat kami.
Pak warya sang juru kunci pun memulai hadhoroh,kami pun mengikutinya dengan penuh kekhusyuan.pak warya berkata "hakikatnya adalah Allah SWT,namun syari'atnya adalah zaroh dan hadhoroh,maka tidak ada salahnya jika kita mengungkapkan apa tujuan kita dalam zaroh ini"sambil sedikit tersenyum pak warya mempersilahkan kepada kami untuk masing-masing mengungkapkan maksud dan tujuan.
Setelah usai melakukan hadhoroh,hujan pun turun mengguyur lumayan deras,terpaksa kamipun harus bertahan di makam.selama kami menunggu hujan reda,kami pun banyak berbincang dengan juru kunci tentang sejarah dari eyang jaya kerti ini.pak warya pun langsung memberikan jawaban,sambil memperlihatkan sebuah buku dimana didalam buku tersebut terdapat kisah sejarah eyang jaya kerti.menurut beliau,bahwa ada peninggalan sejarah eyang jaya kerti berupa gamelan.hingga saat ini gamelan tersebut terus dipelihara oleh masyarakat setempat.
Tulisan yang tercantum ;
Sultan Jaya Ningrat
Asal Ranji punya anak 4 (empat)
1. Rangga Wati
2. Wara Gati
3. Pura Gati
4. Jaga Kerti
Silsilah jangkar alam / jaga kerti.
Alat musik di temukan dalam sebuah penggalian yang dilakukan oleh eyang jaga kerti dalam pembuatan saluran air.
ketika sedang menggali tanah tiba-tiba pada kedalaman tertentu eyang jaga kerti menemukan seperangkat alat-alat musik terkubur dan terlilit di tengah akar pohon yang sangat banyak.
Eyang jaya kerti adalah anak bungsu dari Sultan Jaya Ningrat
Pada suatu ketika sultan jaya Ningrat mengutus keempat anaknnya untuk membuat saluran air di daerah tegal burangrang, gunung garunggang yang terletak di daerah Ranji, kab majalengka.
namun hanya eyang jaga kerti yang menyanggupi permintaan ayahnya dibantu oleh Mbah kadar dan masyarakat setempat.
Pada penggalian ditemukan sebuah benda berupa alat musik kempul ( gong kecil ) dan di temukan 28 benda lainnya berupa keromon dan terakhir ditemukan gong besar sebelum di ambil alat-alat musik itu berada di tengah lilitan pohon yang menyurapai jangkar sehingga di beri nama JANGKAR ALAM
sekian sekitar kisah mbah jaga kerti
TTD ; Yani Ranjiwetan
Hujan telah reda dan kamipun berpamitan karena tak terasa hari sudah sore..kami merasa bersyukur telah bisa berkunjung dan mengetahui secuil jejak sejarah tentang yang berada di desa cipelang umumnya situs eyang jaya kerti di ujung jaya ,sumedang.
alhamdulillah kami pun pulang dengan selamat sampai tujuan ,,, namun ...''
Duh.....'' helm ketinggalan ''
pak aris menelphone dan berkata sambil kebingungan.........
red ; qZrenk
0 comments:
Post a Comment