Bendungan JATIGEDE yang berlokasi di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat; bendungan jenis urugan batu ini akan memiliki tinggi 110 m dan kapasitas tampung sampai dengan 980 juta m³. Bendungan Jatigede direncanakan memiliki fungsi untuk mengairi areal irigasi seluas 90.000 Ha, menyediakan air bersih bagi Kabupaten Cirebon, Indramayu dan kawasan sekitarnya dengan kapasitas 3.500 liter/detik, serta menyuplai air untuk PLTA yang mampu menghasilkan listrik sebesar 690 GWH per tahun dengan kapasitas terpasang 110 MW. namun di balik keadaaan bendungan. WADUK JATIGEDE ini ternyata para petani dan warga sekitar yg berada diareal pesawahan mengeluh gagal panen akhir akhir ini, apakah ada hubungannya atau tidak, semuanya kelak juga akan terjawab, yang jelas kira kira hampir puluhan hektare sawah gagal panen
bahkan beberapa hari yang lalu, KABANDUNGAN ONLINE, sempet melihat pesawahan di wilayah Darmaraja dan wado yg kena genangan WADUK JATIGEDE, ada sebagian pesawahan yg total tidak panen sama sekali,
Dibendungnya Sungai Cimanuk yang digunakan untuk mengisi Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, membuat lebih dari puluhan hektare sawah warga di Desa Darmaraja dan Wado, jelas gagal panen ( real hasil pantauan dilapangan )
Petani gagal panen karena sawah mereka pada mati, sungai
Cimanuk yang menjadi satu-satunya tumpuan warga untuk mendapatkan air
secara perlahan mulai mengering apalagi sekarang ditambah dengan kemarau
yg panjang.
Selain itu, warga yang ada di hulu sungai ini juga akan
kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Meski terpisah,
tapi sejak air sungai dialihkan ke Waduk Jatigede, warga yang berada di
depan bendungan ikut menerima dampaknya. Aliran sungai akan terbendung
menjadi waduk diperkirakan akan lebih dari 220 hari bahkan mungkin bisa
lebih.
Sebelum air di Waduk Jatigede mencapai batas yang
ditetapkan, maka irigasi belum terjadi dan meski hanya dampak jangka
pendek, air ke desa-desa di Darmaraja dan Wado akan terhenti dengan
sendirinya.
Warga yang mayoritas petani semakin gelisah, padi mereka
gagal panen. Meski baru 2 bulan yang lalu dibendung, yg semula akan
dikukuhkan presiden Joko Widodo, ternyata kenyataan yg terjadi
dikukuhkan oleh menteri PU dan Gubernur JAWA BARAT Ahmad Heryawan serta
beberapa pejabat PSDA dan MUSPIDA Sumedang.
Kondisi tanah di areal pesawahan itu sudah retak-retak dan kering. Guna mengatasi hal itu, warga DARMRARAJA dan WADO hanya bisa menggunakan pompa air untuk menyedot sisa-sisa air di aliran Sungai Cimanuk yang mengering untuk mengairi sawah mereka, walaupun sudah 3 hari kena hujan dan itupun hanya beberapa menit saja, tidak menjangkau aliran air di pesawahan menjadi subur, yg ada malah pada mati.
Kondisi tanah di areal pesawahan itu sudah retak-retak dan kering. Guna mengatasi hal itu, warga DARMRARAJA dan WADO hanya bisa menggunakan pompa air untuk menyedot sisa-sisa air di aliran Sungai Cimanuk yang mengering untuk mengairi sawah mereka, walaupun sudah 3 hari kena hujan dan itupun hanya beberapa menit saja, tidak menjangkau aliran air di pesawahan menjadi subur, yg ada malah pada mati.
"Satu kali panen ada dua ton padi untuk satu hektare sawah.
Selain sawah, kami juga kesulitan cari air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari," kata mang ajat , salah satu warga Desa DARMARJAA.
Bila pengisian air di Waduk Jatigede berjalan lancar, Desa
DARMARAJA dan Desa WADO tetap akan mengalami krisis air hingga 2 bulan
kedepan.
"Sampai waduk Jatigede
penuh, warga berharap Pemerintah Kabupaten Sumedang memberikan solusi.
Kekeringan harus ditanggulangi akibat dibendungnya Sungai Cimanuk," kata
emay yg kini tinggal di DARMARAJA.
Penulis ; red TIOW ENJOY'D
1 comments:
Sedikit Info Pembangunan Diversion Tunnel (Saluran Pengelak) pada Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede Sumedang
http://keepsurving.blogspot.co.id/2017/01/informasi-singkat-pembangunan-diversion.html
Post a Comment